17.4.10

Lie to me*

Iya, itu judul serial lagi saya gandrungi (uhuk uhuk bahasanya) sekarang. Lie to me* bercerita tentang dokter Lightman dan timnya yang membantu memcahkan kasus dengan cara menggali kebenaran melalui aplikasi psikologi: menerjemahkan mikroekspresi dan body language. Mau tau apa yang uda saya pelajari cuma dari nonton episode pertamanya?

Mengangkat sebelah bahu artinya: "Saya tidak yakin dengan apa yang baru saya katakan."

Ekspresi kaget/terkejut hanya muncul selama 1 detik. Jika ada orang yang kaget lebih dari 1 detik, berarti dia berpura-pura.

Sebagian orang tidak menghindari kontak mata saat berbohong. Sering terjadi, pembohong justru menatap mata lawan bicara, karena mereka ingin tahu apakah lawan bicaranya mempercayai kebohongan mereka.

T: "Kamu pernah main ke rumahnya?"
J: "Ya, saya pernah main ke rumahnya."
Jawaban dengan repetisi mutlak seperti ini biasanya indikasi kebohongan.

Pria memiliki erectile tissue di hidung mereka, dan gatal saat mereka menyembunyikan sesuatu.

Saat kita berbohong, sulit untuk bercerita mundur karena tidak ada memori nyata tentang apa yang terjadi. Pembohong mengarang cerita mereka secara kronologis maju, dan tidak siap untuk bercerita mundur.

Apa yang membuat pupil membesar? Rasa takut, marah, dan rangsangan seksual.

Senyum tulus selalu dibarengi dengan kerutan di pinggir mata. Senyum pura-pura, tidak.

Saat rasa takut menyerang, fisiologi tubuh langsung bereaksi untuk kabur. Darah mengalir dari tangan menuju kaki agar kita siap berlari. Tangan akan terasa dingin.

(foto diambil dari cuplikan serial Lie to me*)

0 komentar:

ShareThis

 
template by suckmylolly.com