20.10.06

Fashion@Work

Kejutan itu datang sejak hari pertama saya masuk di perusahaan engineering di bilangan Cikini. Staf SHEQ yang bertugas memberikan induksi bagi pegawai baru (termasuk saya) datang dengan pakaian santai warna gelap berbahan kaus dan sendal sepatu kain tanpa hak. Wow, saya pikir, 2 taun saya kerja di Cawang blom pernah liat satu pun staf (dari lebih dari 1000 orang stafnya) berpakaian senyaman itu. Apalagi di hari senin.

Sangat kontradiktif, karna pada hari yang sama, kantor lama saya memberlakukan aturan pakaian yang baru *untuk staf wanita*, yang di antaranya:
- ngga boleh pakai baju ketat
- ngga boleh pakai celana warna terang (karna dikhawatirkan tembus pandang)
- pemakaian blazer sesering mungkin
- panjang rok minimal 5 cm di bawah lutut
- kemeja harus dikancingkan full meskipun berpakaian rangkap (pake daleman)
- panjang lengan kemeja minimal di batas siku.

Mereka bahkan ngasih acuan gambar pola busana yang baik, yang kayaknya diambil dari katalog baju kerja (blazer + celana / rok panjang) merk Odee, Invio, or something like that. Saya baca pengumuman itu di hari terakhir saya kerja di sana, dan langsung spontan bilang "Alhamdulillaah, untung gw dah ngga kerja di sini lagi" :p

Saya sama sekali ngga againts dressing code yang profesional dan sopan, tapi klo boleh milih, tentu saya lebih prefer pakai baju yang nyaman dalam bekerja. Toh saya staf engineering, yang kerja sehari-harinya ngga terlalu banyak berhubungan sama orang lain baik itu rekan sekerja, klien, maupun vendor. Kita cuma dikasih kerjaan, melototin monitor seharian, dan nyerahin kerjaan itu ke boss, that's it. Interaksi sama rekan sekerja cuma terjadi klo ada diskusi (baik itu soal kerjaan maupun personal), sementara meeting sama vendor dan klien biasanya udah dijadwalkan pada waktu tertentu.

Klo sehari-hari saya pake kemeja lengan pendek (setengah lengan, bukan sampai siku), maka klo mau meeting saya biasanya tambahkan jaket pendek atau blazer (klo ketemu klien). Karna postur tubuh saya yang besar (bertulang besar, klo kata seseorang mah :D), pilihan kemeja saya cuma 2: membentuk siluet, atau gombrong sekalian kayak kemeja cowok. Saya tentu saja ngga milih opsi kedua. Lah, masa saya musti buang semua kemeja saya dan ganti isi lemari dengan kemeja lengan panjang? Sapa yang mau bayarin expensesnya? :p

Padahal menurut pandangan saya *dan teman-temin saya yang lain*, kantor saya yang lama itu (sampai hari terakhir saya kerja di sana) cukup sopan lho gaya berbusananya. Sekretarisnya berpakaian apik, ngga terlalu ketat, ngga ngumbar dengkul apalagi paha, rajin berblazer, pokoknya quite conservative deh. Beda banget sama sekretaris klien (ngantor di Senayan) yang suka dateng ke kantor, wuiiiih... slurp slurp bangeeeds :p

Back to my new office, sudah dua hari jumat terakhir saya merhatiin gaya pakaian rekan sekerja saya. Berhubung engineer yang perempuan cuma yours truly, jadi saya ambil acuannya ke staf support yang ada. Klo hari senin-kamis pakaiannya cukup santai (kemeja lengan pendek, blus berbahan ringan tanpa kerah, jaket pendek + daleman), maka hari jumat ternyata lebih santai lagi. Hari jumat tuh banyak yang pake baby-t (tanpa kerah), celana jins dan sepatu keds ke kantor, dan hari ini saya mencoba nge-blend. Saya ambil baby-t berkerah polo warna biru muda, celana jins warna senada, Nike's running shoes (yang saya beli pas hari pertama kerja di sini, secara lagi ada sales di lt. 2 :p) warna putih-kuning, jam tangan Nike's Triax Smooth warna pink, dan backpack biru muda bergambar Popeye the Sailor. Dengan rambut bob (stylist saya bilang sih ini modelnya Dian Sastro, tapi Meina di front office lebih suka manggil saya Nirina Zubir, mungkin karna rambut saya warnanya copper :p) and a light make-up, I could easily passed as a college student...NOT :D

Oh well, at least hari ini belom ada satu pun orang yang manggil saya "Bu", it's "Mbak", "Mbak", "Dek", everywhere. Gosh, I luv this company! :)



0 komentar:

ShareThis

 
template by suckmylolly.com