Saya, seperti perempuan-perempuan normal lainnya, paling lemah sama godaan #hargagila. Joke yg berbunyi:
benar sekali adanya :)
Untuk saya, ini ngga hanya berlaku buat tas, sepatu, dan baju, tapi juga gadget *tepok jidat*. Bukan 1-2x saya beli gadget baru (atau bekas) cuma karena harganya jauh lebih murah daripada harga pasaran. Dan beberapa bulan terakhir ini adalah rekor tergila saya.
Dimulai waktu libur tahun baru 2011, saat seorang sahabat menginfokan penawaran hp LG Optimus S dengan harga murah. Saya sebenernya lagi nabung buat beli HTC Evo, pengen beli high spec sekalian deh biar ngga akan ganti untuk waktu yang lama. Tapiii, harga si LG ini luar biasa murah, ibarat spek middle level dengan harga low level. Saya mulai tergoda, dan titip ke temen saya untuk beliin klo barangnya masih ada. Sayangnya, stok bermasalah, dan saya harus nunggu lebih dari 1 bulan untuk mendapatkan barang yang sama.
Kedatangan LG saya sambut dengan suka cita. Bukan kenapa, lama bener bok nunggunya, hahahaha. Tapi emang hp itu very value for money, saya puas banget pakenya. Dipake jadi smartphone OK, buat dumbphone (telp & sms) juga mantap. Sayang happy ending belum membayang...
Tepat 24 hari kemudian, seorang sahabat menawarkan Evo-nya untuk saya pinang. Gimana saya ngga goyah, ini hp yang udah lama saya idam-idamkan. Selain harganya lebih murah dari pasar, dia kasih tambahan 3 batre dan case bermerk yg terkenal kualitasnya. Pertahanan saya jebol, Evo pun jadi milik saya.
Apakah ini happy endingnya? Saya pikir juga begitu, sampai bulan lalu saya membaca klo operator Telstra (Oz) mengobral stok Samsung Galaxy Tab-nya. Mengapa oh mengapa saya punya sahabat yang tinggal di Sydney dan mau pulang ke Jakarta dalam waktu dekat? :( Transaksi pun terjadi, saya kirim dolar-dolar Oz ke rekeningnya dan seminggu kemudian dia datang bersama GTab baru saya.
Jadi, klo ada yang nanya seberapa besar cinta dan loyalitas saya sama gadget yang saya punya? Jawabannya adalah sebesar #hargagila yang ditawarkan oleh (calon) gadget berikutnya! :D
A man will pay $10 for a $5 item he needs. A woman will pay $5 for a $10 item that she doesn't need, because it's on SALE.
benar sekali adanya :)
Untuk saya, ini ngga hanya berlaku buat tas, sepatu, dan baju, tapi juga gadget *tepok jidat*. Bukan 1-2x saya beli gadget baru (atau bekas) cuma karena harganya jauh lebih murah daripada harga pasaran. Dan beberapa bulan terakhir ini adalah rekor tergila saya.
Dimulai waktu libur tahun baru 2011, saat seorang sahabat menginfokan penawaran hp LG Optimus S dengan harga murah. Saya sebenernya lagi nabung buat beli HTC Evo, pengen beli high spec sekalian deh biar ngga akan ganti untuk waktu yang lama. Tapiii, harga si LG ini luar biasa murah, ibarat spek middle level dengan harga low level. Saya mulai tergoda, dan titip ke temen saya untuk beliin klo barangnya masih ada. Sayangnya, stok bermasalah, dan saya harus nunggu lebih dari 1 bulan untuk mendapatkan barang yang sama.
Kedatangan LG saya sambut dengan suka cita. Bukan kenapa, lama bener bok nunggunya, hahahaha. Tapi emang hp itu very value for money, saya puas banget pakenya. Dipake jadi smartphone OK, buat dumbphone (telp & sms) juga mantap. Sayang happy ending belum membayang...
Tepat 24 hari kemudian, seorang sahabat menawarkan Evo-nya untuk saya pinang. Gimana saya ngga goyah, ini hp yang udah lama saya idam-idamkan. Selain harganya lebih murah dari pasar, dia kasih tambahan 3 batre dan case bermerk yg terkenal kualitasnya. Pertahanan saya jebol, Evo pun jadi milik saya.
Apakah ini happy endingnya? Saya pikir juga begitu, sampai bulan lalu saya membaca klo operator Telstra (Oz) mengobral stok Samsung Galaxy Tab-nya. Mengapa oh mengapa saya punya sahabat yang tinggal di Sydney dan mau pulang ke Jakarta dalam waktu dekat? :( Transaksi pun terjadi, saya kirim dolar-dolar Oz ke rekeningnya dan seminggu kemudian dia datang bersama GTab baru saya.
Jadi, klo ada yang nanya seberapa besar cinta dan loyalitas saya sama gadget yang saya punya? Jawabannya adalah sebesar #hargagila yang ditawarkan oleh (calon) gadget berikutnya! :D
0 komentar:
Post a Comment